Jumat, 19 Februari 2016

Dianmas Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015

Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 (Hal : 61-70)



PERBAIKAN KUALITAS PAKAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH KANDANG 
GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEHATAN LINGKUNGAN  
DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Istna Mangisah, Marry Christiyanto, Florentina Kusmiyati
Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang
Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang-Semarang, 50275
Abstrak
Tujuan kegiatan ini untuk melatih petani peternak dengan teknologi sederhana mengolah jerami menjadi pakan berkualitas dan melatih peternak mengolah limbah kandang menjadi pupuk organik dengan teknologi yang sederhana dan mudah.  Metode yang digunakan dalam kegiatan pemecahan masalah  ini adalah metode pemberdayaan masyarakat partisipatif dengan tahapan kegiatan : Pendidikan dan Penyuluhan serta Pelatihan, praktek (percontohan), pendampingan dan pemantauan. Kegiatan pendidikan dan penyuluhan dengan materi manajemen pakan dan teknologi pengolahan jerami (AMOFER), sosialisasi pembuatan biogas dan pupuk organik.  Kegiatan praktek (percontohan) meliputi 2 kegiatan yaitu praktek pembuatan AMOFER dan pembuatan pupuk organik.  Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pembuatan AMOFER sangat membantu peternak dalam menyediakan pakan yang berualitas dan pengolahan pupuk organic meningkatkan kesehatan ternak dan lingkungan.
Kata Kunci :    jerami, amoniasi, fermentasi, limbah kandang dan pupuk organik

A.  PENDAHULUAN
            Kelurahan Tembalang, Bulusan dan Rowosari merupakan 3 kelurahan di Kecamatan Tembalang, yang lokasinya berdekatan dengan kampus UNDIP Semarang.  Peternak sapi potong di.....silakan Upload

 ----------------------------------------------------------------------
Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 (Hal : 71-82)
PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DAN KOMPETENSI 
PENGRAJIN WAYANG KULIT MENUJU PASAR SASARAN EKSPOR

Eka Murtiasri, Suharto dan Sartono
Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang-Semarang, 50275
Abstrak
Penghargaan Wayang Indonesia sebagai Karya Agung Budaya Bangsa dalam The Representative List of the Intangible Culture Heritage of Humanity pada 7 November 2003 merupakan simbol pengakuan dunia terhadap wayang sebagai salah satu warisan budaya Indonesia. Pengakuan dunia tersebut direpresentasikan oleh UNESCO, organisasi di bawah naungan PBB di bidang kebudayaan. Kelurahan Sonorejo merupakan sentra pengrajin wayang kulit atau industri tatah sungging terbesar di Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah yang memiliki 20 UKM pengrajin wayang kulit untuk hiasan maupun wayang kulit untuk pertunjukan. Meskipun sumbangan industri ini pada PAD cukup signifikan, namun beberapa permasalahan terkait dengan pengembangan tatah sungging yang jamak dihadapi oleh para pengrajin diantaranya 2 (dua) UKM mitra, yaitu UKM tatah sungging Marwanto dan Suwandi. Permasalahan yang dihadapi adalah rendahnya teknologi penyimpanan bahan, belum optimalnya proses pengerokan dan pengeringan kulit, tidak terdokumentasinya pola atau desain wayang, proses duplikasi dan pengepresan yang kurang optimal serta belum tertatanya proses pengerjaan tatah sungging sehingga memerlukan bantuan pendampingan untuk perbaikan kualitas. Solusi terhadap permasalahan dilakukan dengan memperbaiki semua proses mulai pra produksi hingga proses akhir produksi tatah sungging, meliputi: perbaikan proses pengelolaan bahan kulit, proses penduplikasian pola wayang pada kulit, perbaikan proses pengepresan wayang, penataan manajemen kerja  hingga pencanangan kegiatan nyantrik gawe wayang untuk melahirkan pengrajin tatah sungging baru dan melestarikan budaya Jawa yang adiluhung.

Kata Kunci :    kualitas, tatah sungging, wayang kulit, Sukoharjo, pemasaran

A.  PENDAHULUAN

Kondisi Eksisting Industri Wayang Kulit (Tatah Sungging)

        Penghargaan Wayang Indonesia sebagai Karya Agung Budaya Dunia dari merupakan simbol pengakuan dunia terhadap wayang sebagai salah satu warisan budaya Indonesia, selain keris dan batik Indonesia. Sebagai karya agung.......

--------------------------------------------------
Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 (Hal : 83-90)
PAUD INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)
Sri Huning Anwariningsih, Sri Ernawati
Universitas Sahid Surakarta,
 Jl Adi Sucipto 154 Surakarta
Email : zahra_daffa@yahoo.com

Abstrak
UUD 1945 mengatur bahwa setiap orang berhak mendapat pengajaran tanpa memandang fisik, agama, suku, dll. Salah satu pihak yang berhak mendapat pengajaran dan pendidikan adalah anak-anak berkebutuhan khusus (ABK).Selama ini pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus lebih banyak di selenggarakan secara segregasi  di Sekolah Luar Biasa (SLB) dan  Taman Kanak-Kanak  Luar Biasa (TK-LB). Sementara itu jumlah dan lokasi SLB dan  TK-LB masih terbatas, padahal anak-anak berkebutuhan khusus banyak tersebar hampir di seluruh daerah. Halini yang mendorong munculnya fenomena pendidikan inklusi berarti sekolah harus mengakomodasi semua anak tanpa memandang kondisi fisik, intelektual, sosial-emosional, linguistik atau kondisi lainnya. PAUD Semata Hati dan PAUD Al Abyan merupakan PAUD sedang memposisikan diri sebagai PAUD Inklusi dengan menyediakan layanan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Ada beberapa permasalahan yang dihadapi kedua mitra yaitu belum sepenuhnya mencerminkan suasana sekolah dan guru yang ramah (welcoming school dan welcoming teacher), sarana prasarana memenuhi tingkat aksesibilitas bagi anak berkebutuhan khusus (ABK), Alat Permainan Edukatif (APE) yang ada juga belum ramah untuk anak ABK, dan kegiatanparentingeducation yang tidak maksimal. Kegiatan ini memiliki beberapa target yang ingin dicapai yaitu : (1) setelah mengikuti pelatihan, setiap peserta (guru) dapat memahami bagaimana menjadi guru yang ramah (welcoming teacher) dan dapat melakukan melakukan asesmen dan merancang pembelajaran serta memberikan layanan pendidikan kepada anak berkebutuhan khusus (ABK), (2) peningkatan sarana pembelajaran yang ramah anak ABK dalam rangka mewujudkan sekolah yang ramah (welcoming school) terutama untuk peningkatan layanan fisioterapi dan terapi okupasi, (3) pembuatan Alat Permainan Edukatif (APE) yang ramah anak ABK dan meningkatkan minat belajar anak ABK, dan (4) setelah mengikuti kegiatan parenting education yang kontinu, orang tua makin mengerti peranannya dalam kegiatan pembelajaran bagi siswa ABK.Kesemua target ini pada akhirnya akan meningkatkan peran PAUD Inklusi dalam memberikan layanan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Merujuk pada target yang ingin dicapai di atas, maka metode pendekatan yang akan ditawarkan dalam kegiatan pengabdian ini adalah mengadakan pelatihan-pelatihan secara langsung kepada peserta/guru berupa praktik bagaimana menjadi guru yang ramah, melengkapi sarana yang meningkatkan aksesibilitas ABK, membuat APE yang ramah siswa ABK, dan melibatkan orang tua kegiatan parenting education secara kontinu untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan orang tua terhadap pendidikan inklusi. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan adanya pendampingan terhadap peserta agar kegiatan ini dapat berkelanjutan.
Kata Kunci :    Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), Inklusi, PAUD

A.  PENDAHULUAN
           Pendidikan di Indonesia - terutama pendidikan dasar dan menengah – terus mengalami perubahan yang cukup signifikan. Hal ini tercermin  ...........

------------------------------------------
Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 (Hal : 91-98)

TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH CENGKEH
MENJADI  MINYAK  ATSIRI  DENGAN  DESTILATOR
Taufiq Hidayat, Sugeng Slamet
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin – Universitas Muria Kudus
Email : ophiqhd@gmail.com
Sugeng_hanun@yahoo.co.id

Abstrak
Kabupaten Kudus dengan letak yang strategis di wilayah pantai utara jawa (Pantura) merupakan kota penghubung antar kota-kota di propinsi Jawa Tengah dengan propinsi Jawa Timur. Merupakan pusat perdagangan yang prospektif dengan budaya masyarakat yang berwirausaha di berbagai sektor. Sebagai kota kabupaten di Jawa Tengah dengan tingkat pendapatan asli daerah yang relatif paling tinggi. Hal ini dikarenakan banyak terdapat industri skala besar, menengah dan kecil di sektor rokok dan lainnya, hingga mendapat sebutan sebagai kota kretek. Industri rokok ini menjadi mata pencaharian sebagaian besar masyarakat Kudus mulai dari buruh pabrik, pemasok bahan baku, pengrajin rokok sampai usaha mengolah limbah tembakau dan cengkeh sebagai produk samping menjadi minyak atsiri sebagai bahan baku obat-obatan, aroma terapi dan kosmetik. Metode pelaksanaan program adalah memberikan penyuluhan teknis yaitu bagaimana meningkatkan produktifitas dan kualitas produk minyak atsiri sekaligus bantuan teknis pembuatan teknologi tepat guna berupa alat destilator minyak cengkeh. Alat destilator ini mampu memproduksi minyak atsiri hasil daur ulang limbah cengkeh industri rokok dengan kapasitas 10kg/proses.
Kata Kunci :  destilator, limbah cengkeh, minyak atsiri, proses destilasi.

A.  PENDAHULUAN
           Kudus sudah lama di kenal dengan industri rokoknya, khususnya jenis kretek. Oleh sebab itu Kota Kudus lebih dikenal dengan Kota Kretek. Industri rokok kretek sudah terkenal sejak jaman kolonial belanda sekitar tahun 1905, bangsawan....

-------------------------------------------
Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 (Hal : 99-108)

IbPE PELAPISAN ALUMINIUM DI JUWANA PATI JAWA TENGAH
Sri Harmanto1), Ahmad Supriyadi1), Moch. Abdul Kodir2)
1) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
2) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275
Abstrak
Menurut data dari Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) di Juwana, Pati, Jawa Tengah, jumlah Usaha Kecil Menengah (UKM) pengecoran aluminium dan kuningan di wilayah Juwana sekitar 350 UKM. Pemasaran produk meliputi kota-kota besar seperti Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dan Bali sebagai daerah tujuan wisata, baik wisatawan dalam negeri maupun manca negara. Barang-barang yang dihasilkan meliputi: alat-alat rumah tangga, komponen kompor gas, komponen kendaraan, hiasan dinding, dan kerajinan tangan,  Tujuan dari kegiatan Program IbPE ini adalah untuk penerapan IPTEKS dan manajemen agar terjadi peningkatan mutu produk sehingga mencapai kualitas ekspor dan meningkatkan kinerja karyawan dengan adanya penataan manajemen. Metode yang diterapkan di dalam kegiatan program IbPE ini yaitu : tahap ke-1 adalah pendahuluan, tahap ke-2 adalah penilaian, dan tahap ke-3 adalah pelaksanaan. Selama proses kegiatan tahap ke-2 pada prinsipnya ada 4 (empat) kegiatan utama yakni : (1) workshop, (2) pendampingan, (3) technical meeting, dan (4) network meeting. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah : terwujudnya Teknologi Tepat Guna (TTG) yang berupa peralatan pelapisan dan pewarnaan aluminium di UKM, peningkatan mutu produk kerajinan yang dipasarkan untuk skala Nasional maupun Global/ekspor, peningkatan harga jual produk sebesar 29,5 %, perbaikan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K-3), dan adanya penambahan  karyawan  sebanyak 3 orang. Luaran dari kegiatan ini adalah : TTG, Artikel Ilmiah yang dipublikasikan melalui DIANMAS Jawa Tengah, dan Modul yang berisi tentang : Pengendalian Kualitas (Quality Control), K-3, dan Manajemen Keuangan.
Kata Kunci :    ipteks, produk ekspor, pelapisan aluminium

A.  PENDAHULUAN
Usaha Kecil Menengah (UKM) di daerah pedesaaan dewasa ini telah memberikan sumbangan besar terhadap perekonomian Indonesia. Efisiensi.........

--------------------------------
Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 (Hal : 109-114)

PEMBUATAN BIOETANOL DARI UBI KAYU
DI DESA KUWUKAN KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS
Rochmad Winarso1), Suparnyo2)
1) FakultasTeknikProgdiTeknik Mesin- UniversitasMuria Kudus
2) FakultasHukumProgdiIlmuHukum – UniversitasMuria Kudus
Email :boswin2001@gmail.com
Abstrak
Penyediaan  energi  di  masa  depan  merupakan  permasalahan  yang senantiasa  menjadi  perhatian  bagi semua pihak. Seiring  dengan  meningkatnya  pembangunan,  kebutuhan  akan energi  terus  meningkat. Disisi lain cadangan minyak bumi sebagai bahan bakar yang paling banyak dipakai saat ini semakin menipis karena sifatnya yang non renewable, oleh karena itu diperlukan upaya untuk mencari bahan bakar alternatif yang renewable sekaligus ramah lingkungan.Tujuan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah menerapkan teknologi tepat guna berupa pembuatan destilator bioetanol bagi kelompok tani di Desa Kuwukan Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus . Kekhususan yang merupakan daya tawar dari kegiatan ini adalah; (1) teknologi tepat guna yang akan diterapkan merupakan pengembangan destilator dengan menggunakan metode menggabungkan 3 (tiga) model destilator yang biasa dipakai sebagai alat destilator, yaitu; model pot, kolom, reflux untuk dikembangkan menjadi model baru agar lebih efektif dan efisien. (2) bahan yang akan digunakan untuk bioetanol merupakan hasil pertanian yang banyak dihasilkan oleh penduduk desa, yaitu; ubi kayu. Luaran dari kegiatan pengabdian ini adalah; 1) prototipe alat destilator bioetanol skala industri kecil, 2) publikasi ilmiah di jurnal Nasional.
Kata Kunci :    bioetanol, destilator, energi, prototipe, renewable

A.  PENDAHULUAN
Bioetanol sebagai salah satu bahan bakar alternatif sampai saat ini belum banyak digunakan. Padahal di Indonesia, banyak sekali sumber daya alam hayati yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi bioetanol, salah satunya adalah ubi kayu. Penggunaan........silakan upload.

------------------------------------------
Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 (Hal : 115-122)
PEMANFAATAN TERAS DAN HALAMAN RUMAH
SEBAGAI TEMPAT BUDIDAYA SAYUR ORGANIK
DI KELURAHAN TEMBALANG
Sam’ani, Iwan Budiono, Prihatiningsih, Rani Raharjanti
Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang-Semarang, 50275
Abstrak
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertujuan untuk mengajak ibu-ibu rumah tangga memanfaatkan  halaman dan teras rumah menjadi tempat budidaya sayur organik. Kegiatan pelatihan diharapkan dapat membantu ibu-ibu untuk melakukan budidaya sayur organik guna memenuhi kebutuhan makanan sehat, berkualitas dan murah untuk keluarga. Metode yang digunakan dalam kegiatan kegiatan  ini adalah 1) kegiatan pendidikan dan penyuluhan dengan materi :  Budidaya sayur organik untuk menyediakan makanan sehat dan berkualitas; 2)  Kegiatan Praktek budidaya sayur organik di halaman dan teras rumah.  3) Kegiatan pendampingan dilakukan untuk memotivasi kelompok ibu-ibu PKK RW 2 untuk melakukan budidaya sayur organik 4) Pemantauan oleh Tim Pelaksana.  Hasil yang diperoleh adalah ibu-ibu di wilayah RW 2 sangat antusias mengikuti penyuluhan dan praktek budidaya sayur organik.  Kegiatan berjalan dengan lancar.  Kesimpulan dari pengabdian ini adalah Penyuluhan dan pelatihan budidaya sayur organik untuk memanfaatkan halaman rumah sangat membantu ibu-ibu rumah tangga dalam menyediakan makanan sehat, halal dan murah.  Budidaya sayur organik mudah, murah dan tidak membutuhkan lahan yang luas.
Kata Kunci :    teras, halaman, budidaya, sayur, organik

A.  PENDAHULUAN
         Lokasi Kelurahan Tembalang berdekatan dengan lokasi dari berbagai perguruan tinggi, diantaranya Universitas Diponegoro, Politeknik Negeri Semarang, POLTEKES dan Universitas Pandanaran. Lokasi strategis ini menyebabkan padatnya penduduk, meningkatknya rumah tinggal mahasiswa   dan meningkatnya perekonomian.  Beberapa ...........

-----------------------------------------
Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 (Hal : 123-130)
BERDAMAI DENGAN SAMPAH
Reni Ariastuti, Fitri Budi Astuti, Vitri Dyah Herawati
Universitas Sahid Surakarta
 Jl. Adi Sucipto 154 Surakarta
1)Email : nur_izzah0727@yahoo.com
Abstrak
Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Permasalahan serupa ini dialami oleh warga Kelurahan Karangasem –terutama RW IV dengan jumlah penduduk yang cukup padat.Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan yang baik dengan metode dan teknik pengelolaan sampah ramah lingkungan guna memberikan dampak postif terhadap kesehatan dan kelestarian fungsi lingkungan terutama di lingkungan perkotaan. Pengelolaan sampah ini dapat lebih optimal dengan lebih memberdayakan masyarakat, maka dari itu kegiatan pengabdian ini melibakan peran aktif dari warga RW 4 dan kelompok tani Wanita Putri Mandiri Kelurahan Karangasem Kecamatan Laweyan. Dengan terlibatnya warga secara langsung hal ini bertujuan untuk membekali warga dengan pengetahuan dan ketrampilan bagaimana mengolah sampah yang baik dan benar berdasar jenis sampah, sehingga diharapkanwarga RW 4 dan kelompok tani wanita tersebut dapat menjadi pioner pengolahan sampah di lingkungan wilayah Karangasem. Kegiatan ini memiliki beberapa target yang ingin dicapai yaitu : (1) setiap peserta dapat memahami pentingnya dan cara pengelolaan sampah berdasar jenis sampah, (2) setiap peserta dapat memahami metode composting, (3) setiap peserta dapat memahami metode pengolahan sampah untuk jenis sampah plastik yaitu proses daur ulang sampah plastik menjadi pellet, (4) setiap peserta dapat memahami metode pengolahan sampah untuk jenis sampah kertas yaitu proses daur ulang sampah kertas menjadi bubur kertas/kertas daur ulang,dan (5) membuat kebun percontohan sebagai contoh pemanfaatan olahan kompos. Metode pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan IbM ini adalah mengadakan pelatihan-pelatihan secara langsung kepada peserta berupa praktik pembuatan kompos berbahan dasar sampah rumah tangga, praktik pengolahan sampah plastik menjadi pellet, praktik pengolahan sampah kertas menjadi kertas daur ulang, dan serta praktik pembuatan kebun percontohan yang akan ditanami tanaman buah dan sayur. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan adanya pendampingan terhadap peserta agar kegiatan ini dapat berkelanjutan.
Kata Kunci : Pengolahan Sampah, kelompok tani wanita, Kelurahan Karangasem

A.  PENDAHULUAN
            Sampah di Indonesia merupakan suatu masalah yang sangat serius dan juga menjadi masalah sosial, ekonomi dan budaya. Hampir di semua kota ..............

-----------------------------------
Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 (Hal : 131-138)
IbM KLASTER INDUSTRI KERAJINAN BATHOK KELAPA DI KLATEN

Ahmad Supriyadi1), Sri Harmanto2), Moch Abdul Kodir3)
1), 2)  Staf pengajar jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
3)  Staf pengajar jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang
Abstrak
Usaha Kecil Menengah (UKM) di bidang kerajinan tangan dari bahan bathok kelapa di Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten ini merupakan kategori industri kecil atau industri rumah tangga. Proses produksi yang masih menggunakan peralatan konvensional memerlukan waktu lama dan kualitas/mutu yang rendah, sehingga menyebabkan harga jual lebih murah jika dibandingkan dengan produk yang penghalusannya menggunakan mesin. Dengan adanya permasalahan-permasalahan tersebut di atas diperlukan suatu solusi atau strategi untuk mencegah atau mengurangi kerugian-kerugian yang terjadi. Tujuan dari kegiatan Program IbM ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk kerajinan tangan dari bahan bathok kelapa sebagai produk utama dan produk sampingan berupa kipas dari bambu/kayu, khususnya tentang kehalusan permukaan produk dan pengeringan bahan baku, sehingga harga jual produk menjadi lebih tinggi serta biaya atau ongkos produksi menjadi lebih murah. Adapun Target Khusus yang ingin dicapai adalah untuk menghasilkan produk kerajinan tangan dari bahan bathok kelapa dengan tingkat kehalusan permukaan yang lebih tinggi, lebih merata, dan lebih cepat pengerjaannya dengan menggunakan mesin gerinda pengampelas dan oven pengering. Dengan meningkatnya keuntungan maka diharapkan kesejahteraan pengusaha UKM juga akan semakin meningkat. Metode yang digunakan dalam kegiatan Program IbM ini adalah pendampingan kepada UKM Mitra untuk pemecahan masalah  produksi dan manajemen dengan cara pelatihan atau worshop di lokasi UKM Mitra.  Luaran dari kegiatan Program IbM ini adalah terwujudnya mesin gerinda pengampelas dan oven pemanas/pengering yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produk kerajinan tangan dari bahan bathok kelapa maupun produk lainya seperti kipas bambu, serta meningkatnya pengelolaan proses produksi dan pemasaran yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan para pengusaha UKM dan karyawanya.
Kata Kunci :    Bathok kelapa, Grinda Pengamplas, UKM, kualitas.

A.  PENDAHULUAN
           Klaster industri kecil kerajinan bathok kelapa dan kipas dari bahan bambu di Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten ini merupakan kategori industri kecil atau industri rumah tangga. Jumlah UKM di kedua........

------------------------------------
Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 (Hal : 139-148)
AKTUALISASI IDE-IDE BARU DAN KREATIFITAS MAHASISWA
DALAM BERWIRAUSAHA
Masluri1, Mukhamad Nurkamid2, Dwi Sugiarto3
1Program Studi Menejemen, Fakultas Ekonomi-Universitas Muria Kudus
2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik-Universitas Muria Kudus
3 Program Studi Menejemen, Fakultas Ekonomi-Universitas Muria Kudus
Alamat : Gondangmanis PO BOX 53, Bae-Kudus
Abstrak
Kemunculan ide-ide baru dan kreatifitas anak muda apalagi mahasiswa perlu didorong untuk selalu ditumbuhkembangkan dan diberikan kesempatan untuk diaktualisasikan. Karena harus disadari bahwa untuk memulai berwira usaha diperlukan adanya  gagasan yang berbeda dan brilian serta kreatifitas yang berrdedikasi sebagai bekal menciptakan peluang usaha yang sukses.Dalam era Masyarakat Ekonomi Asean yang akan memunculkan persaingan terutama dalam bisnis dan sumber daya manusia, maka diperlukan berbagai upaya untuk menciptakan peluang usaha tersebut. Dalam upaya itulah universitas bekerja sama dengan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dirjen DIKTI) merumuskan berbagai program dengan nama Iptek bagi Kewirausahaan (IbK). IbK merupakan salah satu cara perguruan tinggi mendidik mahasiswa agar terampil dalam berwirausaha. Keterampilan yang diperoleh tidak hanya berorientasi dari sisi aspek akademis tetapi juga terampil dalam mengembangkan sebuah usaha melalui kegiatan kewirausahaan. Malcom Gladwell (2008) menyebutkan bahwa kesuksesan manusia menemukan karya-karya besar yang diperlukan manusia ternyata tidak ditentukan oleh tingginya skor IQ yang dimiliki, latar belakang keluarga, tanggal lahir, darah biru atau bukan, tetapi oleh dedikasi suci dalam mencari pintu keluar dari berbagai kesulitan. Dedikasi adalah sebagai kecerdasaran praktis. Indikator keberhasilan tersebut dapat dilaksanakan melalui berbagai kegiatan, diantaranya pelatihan kewirausahaan, kunjungan ke industri UKM program mitra, magang, kuliah kerja usaha (KKU) dan penyusunan rencana bisnis dan yang tidak kalah penting adalah memulai usaha sesuai dengan ide dan kreatifitasnya. Kegiatan ipteks bagi kewirausahaan di Universitas Muria Kudus ditahun ketiga ini adalah bagian dari salah satu strategi untuk menyiapkan 9 tenant yang terampil dalam memulaimembuka usaha yang dirintis sesuai dengan rencana bisnis yang telah disusun.
Kata-kunci: Kewirausahaan, magang, mahasiswa, UKM.

A.  PENDAHULUAN
             Masyarakat Ekonomi Asean yang akan dimulai pada akhir tahun perlu disikapi dengan berbagai upaya yang bisa menaikkan daya saing bangsa. Namun di sisi lain ..................