PERBAIKAN KUALITAS PAKAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH KANDANG
GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
DI KECAMATAN
TEMBALANG KOTA SEMARANG
Istna
Mangisah, Marry Christiyanto, Florentina
Kusmiyati
Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas
Diponegoro Semarang
Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang-Semarang, 50275
Abstrak
Tujuan kegiatan ini untuk melatih petani
peternak dengan teknologi sederhana mengolah jerami menjadi pakan berkualitas
dan melatih peternak mengolah limbah kandang menjadi pupuk organik dengan
teknologi yang sederhana dan mudah. Metode yang
digunakan dalam kegiatan pemecahan masalah
ini adalah metode pemberdayaan masyarakat partisipatif dengan tahapan
kegiatan : Pendidikan dan Penyuluhan serta Pelatihan, praktek (percontohan),
pendampingan dan pemantauan. Kegiatan pendidikan dan penyuluhan dengan materi manajemen
pakan dan teknologi pengolahan jerami (AMOFER), sosialisasi pembuatan biogas
dan pupuk organik. Kegiatan praktek (percontohan) meliputi 2 kegiatan
yaitu praktek pembuatan AMOFER dan pembuatan pupuk organik. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pembuatan
AMOFER sangat membantu peternak dalam menyediakan pakan yang berualitas dan
pengolahan pupuk organic meningkatkan kesehatan ternak dan lingkungan.
Kata Kunci : jerami, amoniasi, fermentasi, limbah kandang dan
pupuk organik
A. PENDAHULUAN
Kelurahan Tembalang, Bulusan dan Rowosari merupakan 3
kelurahan di Kecamatan Tembalang, yang lokasinya berdekatan dengan kampus UNDIP
Semarang. Peternak sapi potong di.....silakan Upload
----------------------------------------------------------------------
Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 (Hal : 71-82)
PENINGKATAN
KUALITAS PRODUK DAN KOMPETENSI
PENGRAJIN WAYANG KULIT MENUJU PASAR SASARAN
EKSPOR
Eka Murtiasri, Suharto dan
Sartono
Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang-Semarang, 50275
Abstrak
Penghargaan Wayang Indonesia
sebagai Karya Agung Budaya Bangsa dalam The
Representative List of the Intangible Culture Heritage of Humanity pada 7 November 2003
merupakan simbol pengakuan dunia terhadap wayang sebagai salah satu warisan
budaya Indonesia. Pengakuan dunia tersebut direpresentasikan oleh UNESCO,
organisasi di bawah naungan PBB di bidang kebudayaan. Kelurahan Sonorejo merupakan sentra
pengrajin wayang kulit atau industri tatah sungging terbesar di Kabupaten
Sukoharjo Jawa Tengah yang memiliki 20 UKM pengrajin wayang kulit untuk hiasan
maupun wayang kulit untuk pertunjukan. Meskipun sumbangan industri ini pada PAD
cukup signifikan, namun beberapa permasalahan terkait dengan pengembangan tatah
sungging yang jamak dihadapi oleh para pengrajin diantaranya 2 (dua) UKM mitra,
yaitu UKM tatah sungging Marwanto dan Suwandi. Permasalahan yang dihadapi
adalah rendahnya teknologi penyimpanan bahan, belum optimalnya proses
pengerokan dan pengeringan kulit, tidak terdokumentasinya pola atau desain
wayang, proses duplikasi dan pengepresan yang kurang optimal serta belum
tertatanya proses pengerjaan tatah sungging sehingga memerlukan bantuan
pendampingan untuk perbaikan kualitas. Solusi
terhadap permasalahan dilakukan dengan memperbaiki semua proses mulai pra
produksi hingga proses akhir produksi tatah sungging, meliputi: perbaikan
proses pengelolaan bahan kulit, proses penduplikasian pola wayang pada kulit,
perbaikan proses pengepresan wayang, penataan manajemen kerja hingga pencanangan kegiatan nyantrik gawe
wayang untuk melahirkan pengrajin tatah sungging baru dan melestarikan budaya
Jawa yang adiluhung.
Kata Kunci : kualitas, tatah sungging, wayang kulit, Sukoharjo,
pemasaran
A. PENDAHULUAN
Kondisi Eksisting Industri Wayang Kulit (Tatah Sungging)
Penghargaan Wayang Indonesia sebagai Karya Agung Budaya Dunia dari merupakan simbol pengakuan dunia terhadap wayang sebagai salah satu warisan budaya Indonesia, selain keris dan batik Indonesia. Sebagai karya agung.......
--------------------------------------------------
Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 (Hal : 83-90)
PAUD INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)
Sri Huning Anwariningsih, Sri Ernawati
Universitas Sahid Surakarta,
Jl Adi Sucipto 154 Surakarta
Email : zahra_daffa@yahoo.com
Abstrak
UUD 1945
mengatur bahwa setiap orang berhak mendapat pengajaran tanpa memandang fisik,
agama, suku, dll. Salah satu pihak yang berhak mendapat pengajaran dan
pendidikan adalah anak-anak berkebutuhan khusus (ABK).Selama ini pendidikan
bagi anak berkebutuhan khusus lebih banyak di selenggarakan secara
segregasi di Sekolah Luar Biasa (SLB)
dan Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TK-LB). Sementara itu jumlah dan
lokasi SLB dan TK-LB masih terbatas,
padahal anak-anak berkebutuhan khusus banyak tersebar hampir di seluruh daerah.
Halini yang mendorong munculnya fenomena pendidikan inklusi berarti sekolah
harus mengakomodasi semua anak tanpa memandang kondisi fisik, intelektual,
sosial-emosional, linguistik atau kondisi lainnya. PAUD Semata Hati dan PAUD Al
Abyan merupakan PAUD sedang memposisikan diri sebagai PAUD Inklusi dengan
menyediakan layanan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Ada beberapa permasalahan yang dihadapi kedua mitra yaitu belum sepenuhnya mencerminkan suasana sekolah dan guru
yang ramah (welcoming school dan
welcoming teacher), sarana prasarana
memenuhi tingkat aksesibilitas bagi anak berkebutuhan khusus (ABK), Alat
Permainan Edukatif (APE) yang ada juga belum ramah untuk anak ABK, dan kegiatanparentingeducation yang tidak maksimal.
Kegiatan ini memiliki beberapa target yang ingin dicapai yaitu : (1) setelah
mengikuti pelatihan, setiap peserta (guru) dapat memahami bagaimana menjadi
guru yang ramah (welcoming teacher)
dan dapat melakukan melakukan asesmen dan merancang pembelajaran serta memberikan
layanan pendidikan kepada anak berkebutuhan khusus (ABK), (2) peningkatan
sarana pembelajaran yang ramah anak ABK dalam rangka mewujudkan sekolah yang
ramah (welcoming school)
terutama untuk peningkatan layanan fisioterapi dan terapi okupasi, (3)
pembuatan Alat Permainan Edukatif (APE) yang ramah anak ABK dan meningkatkan
minat belajar anak ABK, dan (4) setelah mengikuti kegiatan parenting education yang kontinu, orang tua makin mengerti peranannya dalam
kegiatan pembelajaran bagi siswa ABK.Kesemua
target ini pada akhirnya akan meningkatkan peran PAUD
Inklusi dalam memberikan layanan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus
(ABK). Merujuk pada target yang ingin
dicapai di atas, maka metode pendekatan yang akan ditawarkan dalam kegiatan pengabdian ini adalah
mengadakan pelatihan-pelatihan secara langsung kepada peserta/guru berupa praktik bagaimana menjadi guru yang ramah, melengkapi sarana yang
meningkatkan aksesibilitas ABK, membuat APE yang ramah siswa ABK, dan
melibatkan orang tua kegiatan parenting
education secara kontinu untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan
orang tua terhadap pendidikan inklusi.
Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan adanya pendampingan terhadap peserta
agar kegiatan ini dapat berkelanjutan.
Kata Kunci : Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK), Inklusi, PAUD
A. PENDAHULUAN
Pendidikan di Indonesia - terutama pendidikan dasar dan
menengah – terus mengalami perubahan yang cukup signifikan. Hal ini tercermin ...........
------------------------------------------
Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 (Hal : 91-98)
TEKNOLOGI
PENGOLAHAN LIMBAH CENGKEH
MENJADI MINYAK
ATSIRI DENGAN DESTILATOR
Taufiq
Hidayat, Sugeng
Slamet
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin – Universitas Muria Kudus
Email : ophiqhd@gmail.com
Abstrak
Kabupaten Kudus
dengan letak yang strategis di wilayah pantai utara jawa (Pantura) merupakan
kota penghubung antar kota-kota di propinsi Jawa Tengah dengan propinsi Jawa
Timur. Merupakan pusat perdagangan yang prospektif dengan budaya masyarakat
yang berwirausaha di berbagai sektor. Sebagai kota kabupaten di Jawa Tengah
dengan tingkat pendapatan asli daerah yang relatif paling tinggi. Hal ini
dikarenakan banyak terdapat industri skala besar, menengah dan kecil di sektor
rokok dan lainnya, hingga mendapat sebutan sebagai kota kretek. Industri rokok
ini menjadi mata pencaharian sebagaian besar masyarakat Kudus mulai dari buruh
pabrik, pemasok bahan baku, pengrajin rokok sampai usaha mengolah limbah
tembakau dan cengkeh sebagai produk samping menjadi minyak atsiri sebagai bahan
baku obat-obatan, aroma terapi dan kosmetik.
Metode pelaksanaan program adalah memberikan penyuluhan teknis yaitu
bagaimana meningkatkan produktifitas dan kualitas produk minyak atsiri sekaligus
bantuan teknis pembuatan teknologi tepat guna berupa alat destilator minyak cengkeh. Alat destilator ini mampu memproduksi minyak atsiri hasil daur ulang limbah
cengkeh industri rokok dengan
kapasitas 10kg/proses.
Kata Kunci : destilator, limbah cengkeh, minyak atsiri, proses destilasi.
A. PENDAHULUAN
Kudus sudah lama di kenal dengan industri rokoknya,
khususnya jenis kretek. Oleh sebab itu Kota Kudus lebih dikenal dengan Kota
Kretek. Industri rokok kretek sudah terkenal sejak jaman kolonial belanda
sekitar tahun 1905, bangsawan....
-------------------------------------------
Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 (Hal : 99-108)
IbPE
PELAPISAN ALUMINIUM DI JUWANA PATI JAWA TENGAH
Sri
Harmanto1), Ahmad Supriyadi1), Moch. Abdul Kodir2)
1) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
2) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. Soedarto, SH,
Tembalang, Semarang 50275
Abstrak
Menurut data dari Unit Pelayanan Teknis Daerah
(UPTD) di Juwana, Pati, Jawa Tengah, jumlah Usaha Kecil Menengah (UKM)
pengecoran aluminium dan kuningan di wilayah Juwana sekitar 350 UKM. Pemasaran
produk meliputi kota-kota besar seperti Semarang, Surabaya, Yogyakarta,
Bandung, Jakarta, dan Bali sebagai daerah tujuan wisata, baik wisatawan dalam
negeri maupun manca negara. Barang-barang yang dihasilkan meliputi: alat-alat
rumah tangga, komponen kompor gas, komponen kendaraan, hiasan dinding, dan
kerajinan tangan, Tujuan dari kegiatan
Program IbPE ini adalah untuk penerapan IPTEKS dan manajemen agar terjadi
peningkatan mutu produk sehingga mencapai kualitas ekspor dan meningkatkan
kinerja karyawan dengan adanya penataan manajemen. Metode yang diterapkan di dalam
kegiatan program IbPE ini yaitu : tahap ke-1 adalah pendahuluan, tahap ke-2
adalah penilaian, dan tahap ke-3 adalah pelaksanaan. Selama proses kegiatan tahap
ke-2 pada prinsipnya ada 4 (empat) kegiatan utama yakni : (1) workshop, (2)
pendampingan, (3) technical meeting, dan
(4) network meeting. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah : terwujudnya Teknologi Tepat Guna (TTG) yang
berupa peralatan pelapisan dan pewarnaan aluminium di UKM, peningkatan mutu
produk kerajinan yang dipasarkan untuk skala Nasional maupun Global/ekspor,
peningkatan harga jual produk sebesar 29,5 %, perbaikan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K-3), dan adanya penambahan
karyawan sebanyak 3 orang. Luaran
dari kegiatan ini adalah : TTG, Artikel Ilmiah yang dipublikasikan melalui
DIANMAS Jawa Tengah, dan Modul yang berisi tentang : Pengendalian Kualitas
(Quality Control), K-3, dan Manajemen Keuangan.
Kata Kunci : ipteks, produk ekspor, pelapisan aluminium
A. PENDAHULUAN
Usaha Kecil Menengah (UKM) di daerah pedesaaan dewasa ini telah memberikan sumbangan besar
terhadap perekonomian Indonesia. Efisiensi.........
--------------------------------
Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 (Hal : 109-114)
PEMBUATAN
BIOETANOL DARI UBI KAYU
DI DESA KUWUKAN
KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS
Rochmad Winarso1), Suparnyo2)
1) FakultasTeknikProgdiTeknik
Mesin- UniversitasMuria Kudus
2) FakultasHukumProgdiIlmuHukum – UniversitasMuria Kudus
Email
:boswin2001@gmail.com
Abstrak
Penyediaan energi
di masa depan
merupakan permasalahan yang senantiasa menjadi
perhatian bagi semua pihak.
Seiring dengan meningkatnya
pembangunan, kebutuhan akan energi
terus meningkat. Disisi lain
cadangan minyak bumi sebagai bahan bakar yang paling banyak dipakai saat ini
semakin menipis karena sifatnya yang non renewable, oleh karena itu diperlukan
upaya untuk mencari bahan bakar alternatif yang renewable sekaligus ramah
lingkungan.Tujuan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah
menerapkan teknologi tepat guna berupa pembuatan destilator bioetanol bagi
kelompok tani di Desa Kuwukan Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus . Kekhususan yang
merupakan daya tawar dari kegiatan ini adalah; (1) teknologi tepat guna yang
akan diterapkan merupakan pengembangan destilator dengan menggunakan metode
menggabungkan 3 (tiga) model destilator yang biasa dipakai sebagai alat
destilator, yaitu; model pot, kolom, reflux untuk dikembangkan menjadi model
baru agar lebih efektif dan efisien. (2) bahan yang akan digunakan untuk
bioetanol merupakan hasil pertanian yang banyak dihasilkan oleh penduduk desa,
yaitu; ubi kayu. Luaran dari kegiatan pengabdian ini adalah; 1) prototipe alat
destilator bioetanol skala industri kecil, 2) publikasi ilmiah di jurnal
Nasional.
Kata Kunci : bioetanol,
destilator, energi, prototipe, renewable
A. PENDAHULUAN
Bioetanol sebagai salah satu bahan bakar alternatif
sampai saat ini belum banyak digunakan. Padahal di Indonesia, banyak sekali
sumber daya alam hayati yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk
memproduksi bioetanol, salah satunya adalah ubi kayu. Penggunaan........silakan upload.
------------------------------------------
Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 (Hal : 115-122)
PEMANFAATAN TERAS DAN HALAMAN RUMAH
SEBAGAI TEMPAT BUDIDAYA SAYUR ORGANIK
DI KELURAHAN TEMBALANG
Sam’ani, Iwan Budiono, Prihatiningsih, Rani Raharjanti
Politeknik Negeri
Semarang
Jl.
Prof. Soedarto, SH, Tembalang-Semarang, 50275
Abstrak
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat
bertujuan untuk mengajak ibu-ibu rumah tangga memanfaatkan halaman dan teras rumah menjadi tempat
budidaya sayur organik. Kegiatan pelatihan diharapkan dapat membantu ibu-ibu untuk
melakukan budidaya sayur organik guna memenuhi kebutuhan makanan sehat,
berkualitas dan murah untuk keluarga. Metode yang digunakan dalam kegiatan
kegiatan ini adalah 1) kegiatan
pendidikan dan penyuluhan dengan materi :
Budidaya sayur organik untuk menyediakan makanan sehat dan berkualitas;
2) Kegiatan Praktek budidaya sayur
organik di halaman dan teras rumah. 3) Kegiatan
pendampingan dilakukan untuk memotivasi kelompok ibu-ibu PKK RW 2 untuk
melakukan budidaya sayur organik 4) Pemantauan oleh Tim Pelaksana. Hasil yang diperoleh adalah ibu-ibu di
wilayah RW 2 sangat antusias mengikuti penyuluhan dan praktek budidaya sayur
organik. Kegiatan berjalan dengan
lancar. Kesimpulan dari pengabdian ini
adalah Penyuluhan dan pelatihan budidaya sayur organik untuk memanfaatkan
halaman rumah sangat membantu ibu-ibu rumah tangga dalam menyediakan makanan
sehat, halal dan murah. Budidaya sayur
organik mudah, murah dan tidak membutuhkan lahan yang luas.
Kata Kunci : teras, halaman,
budidaya, sayur, organik
A. PENDAHULUAN
Lokasi
Kelurahan Tembalang berdekatan dengan lokasi dari berbagai perguruan tinggi,
diantaranya Universitas Diponegoro, Politeknik Negeri Semarang, POLTEKES dan
Universitas Pandanaran. Lokasi strategis
ini menyebabkan padatnya penduduk, meningkatknya rumah tinggal mahasiswa dan meningkatnya perekonomian. Beberapa ...........
-----------------------------------------
Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 (Hal : 123-130)
BERDAMAI DENGAN SAMPAH
Reni Ariastuti, Fitri Budi Astuti, Vitri Dyah Herawati
Universitas Sahid Surakarta
Jl. Adi Sucipto 154 Surakarta
1)Email : nur_izzah0727@yahoo.com
Abstrak
Pertambahan
jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah
meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik
sampah. Permasalahan serupa ini dialami oleh warga Kelurahan Karangasem –terutama RW
IV dengan jumlah penduduk yang cukup padat.Meningkatnya volume timbulan sampah
memerlukan pengelolaan yang baik dengan metode dan teknik pengelolaan sampah
ramah lingkungan guna memberikan dampak postif terhadap kesehatan dan
kelestarian fungsi lingkungan terutama di lingkungan perkotaan. Pengelolaan sampah ini dapat lebih
optimal dengan lebih memberdayakan masyarakat, maka dari itu kegiatan
pengabdian ini melibakan peran aktif dari warga RW 4 dan kelompok tani Wanita
Putri Mandiri Kelurahan Karangasem Kecamatan Laweyan. Dengan terlibatnya warga
secara langsung hal ini bertujuan untuk membekali warga dengan pengetahuan dan
ketrampilan bagaimana mengolah sampah yang baik dan benar berdasar jenis
sampah, sehingga diharapkanwarga RW 4 dan kelompok tani wanita tersebut dapat
menjadi pioner pengolahan sampah di lingkungan wilayah Karangasem. Kegiatan ini
memiliki beberapa target yang ingin dicapai yaitu : (1) setiap peserta dapat
memahami pentingnya dan cara pengelolaan sampah berdasar jenis sampah, (2)
setiap peserta dapat memahami metode composting,
(3) setiap peserta dapat memahami metode pengolahan sampah untuk jenis sampah
plastik yaitu proses daur ulang sampah plastik menjadi pellet, (4) setiap
peserta dapat memahami metode pengolahan sampah untuk jenis sampah kertas yaitu
proses daur ulang sampah kertas menjadi bubur kertas/kertas daur ulang,dan (5)
membuat kebun percontohan sebagai contoh pemanfaatan olahan kompos. Metode pendekatan yang dilakukan
dalam kegiatan IbM ini adalah mengadakan pelatihan-pelatihan secara langsung
kepada peserta berupa praktik pembuatan kompos berbahan dasar sampah rumah
tangga, praktik pengolahan sampah plastik menjadi pellet, praktik pengolahan
sampah kertas menjadi kertas daur ulang, dan serta praktik pembuatan kebun
percontohan yang akan ditanami tanaman buah dan sayur. Kegiatan ini kemudian
dilanjutkan dengan adanya pendampingan terhadap peserta agar kegiatan ini dapat
berkelanjutan.
Kata Kunci : Pengolahan
Sampah, kelompok tani wanita, Kelurahan Karangasem
A. PENDAHULUAN
Sampah di
Indonesia merupakan suatu masalah yang sangat serius dan juga menjadi masalah
sosial, ekonomi dan budaya. Hampir di semua kota ..............
-----------------------------------
Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 (Hal : 131-138)
IbM KLASTER
INDUSTRI KERAJINAN BATHOK KELAPA DI KLATEN
Ahmad Supriyadi1),
Sri Harmanto2), Moch Abdul Kodir3)
1), 2) Staf pengajar
jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
3) Staf pengajar
jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang
Abstrak
Usaha Kecil Menengah (UKM) di bidang kerajinan tangan dari bahan bathok kelapa di Desa
Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten ini merupakan kategori
industri kecil atau industri rumah tangga. Proses produksi yang masih
menggunakan peralatan konvensional memerlukan waktu lama dan kualitas/mutu yang
rendah, sehingga menyebabkan harga jual lebih murah jika dibandingkan dengan
produk yang penghalusannya menggunakan mesin. Dengan adanya permasalahan-permasalahan tersebut di atas diperlukan suatu solusi atau strategi
untuk mencegah atau mengurangi kerugian-kerugian yang terjadi. Tujuan
dari kegiatan Program IbM ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
produk kerajinan tangan dari bahan bathok kelapa sebagai produk utama dan
produk sampingan berupa kipas dari bambu/kayu, khususnya tentang kehalusan
permukaan produk dan pengeringan bahan baku, sehingga harga jual produk menjadi
lebih tinggi serta biaya atau ongkos produksi menjadi lebih murah. Adapun
Target Khusus yang ingin dicapai adalah untuk menghasilkan produk kerajinan
tangan dari bahan bathok kelapa dengan tingkat kehalusan permukaan yang lebih
tinggi, lebih merata, dan lebih cepat pengerjaannya dengan menggunakan mesin
gerinda pengampelas dan oven pengering. Dengan meningkatnya keuntungan maka
diharapkan kesejahteraan pengusaha UKM juga akan semakin meningkat. Metode yang
digunakan dalam kegiatan Program IbM ini adalah pendampingan kepada UKM Mitra
untuk pemecahan masalah produksi dan
manajemen dengan cara pelatihan atau worshop di lokasi UKM Mitra. Luaran dari kegiatan Program IbM ini adalah
terwujudnya mesin gerinda pengampelas dan oven pemanas/pengering yang dapat
meningkatkan kualitas dan kuantitas produk kerajinan tangan dari bahan bathok
kelapa maupun produk lainya seperti kipas bambu, serta meningkatnya pengelolaan
proses produksi dan pemasaran yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan
para pengusaha UKM dan karyawanya.
Kata Kunci : Bathok
kelapa, Grinda Pengamplas, UKM, kualitas.
A. PENDAHULUAN
Klaster industri kecil kerajinan
bathok kelapa dan kipas dari bahan bambu di Desa Keprabon, Kecamatan
Polanharjo, Kabupaten Klaten ini merupakan kategori industri kecil atau
industri rumah tangga. Jumlah UKM di kedua........
------------------------------------
Volume 4, Nomor 2, Oktober 2015 (Hal : 139-148)
AKTUALISASI
IDE-IDE BARU DAN KREATIFITAS MAHASISWA
DALAM
BERWIRAUSAHA
Masluri1, Mukhamad Nurkamid2,
Dwi Sugiarto3
1Program Studi Menejemen, Fakultas
Ekonomi-Universitas Muria Kudus
2 Program Studi Teknik Informatika,
Fakultas Teknik-Universitas Muria Kudus
3 Program Studi Menejemen,
Fakultas Ekonomi-Universitas Muria Kudus
Alamat : Gondangmanis PO BOX 53, Bae-Kudus
Kemunculan ide-ide baru dan kreatifitas anak muda apalagi mahasiswa perlu didorong untuk
selalu ditumbuhkembangkan dan diberikan kesempatan untuk diaktualisasikan.
Karena harus disadari bahwa untuk memulai berwira usaha diperlukan adanya gagasan yang
berbeda dan brilian serta kreatifitas yang berrdedikasi sebagai bekal
menciptakan peluang usaha yang sukses.Dalam era Masyarakat Ekonomi Asean yang akan
memunculkan persaingan terutama dalam bisnis dan sumber daya manusia, maka
diperlukan berbagai upaya untuk menciptakan peluang usaha tersebut. Dalam upaya itulah universitas bekerja sama dengan Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi (Dirjen DIKTI) merumuskan berbagai program dengan nama Iptek
bagi Kewirausahaan (IbK). IbK merupakan
salah satu cara perguruan tinggi mendidik mahasiswa agar terampil dalam
berwirausaha. Keterampilan yang diperoleh tidak hanya berorientasi dari sisi
aspek akademis tetapi juga terampil dalam mengembangkan sebuah usaha melalui
kegiatan kewirausahaan. Malcom Gladwell
(2008) menyebutkan bahwa kesuksesan manusia menemukan karya-karya besar yang
diperlukan manusia ternyata tidak ditentukan oleh tingginya skor IQ yang
dimiliki, latar belakang keluarga, tanggal lahir, darah biru atau bukan, tetapi
oleh dedikasi suci dalam mencari pintu keluar dari berbagai kesulitan. Dedikasi
adalah sebagai kecerdasaran praktis. Indikator keberhasilan tersebut dapat dilaksanakan
melalui berbagai kegiatan, diantaranya pelatihan kewirausahaan, kunjungan ke
industri UKM program mitra, magang, kuliah kerja usaha (KKU) dan penyusunan
rencana bisnis dan yang tidak
kalah penting adalah memulai usaha sesuai dengan ide dan kreatifitasnya. Kegiatan ipteks
bagi kewirausahaan di Universitas Muria Kudus ditahun ketiga ini adalah bagian
dari salah satu strategi untuk menyiapkan 9 tenant yang terampil dalam memulaimembuka usaha yang dirintis sesuai dengan rencana bisnis yang
telah disusun.
Kata-kunci: Kewirausahaan,
magang, mahasiswa, UKM.
A. PENDAHULUAN
Masyarakat Ekonomi Asean yang akan dimulai pada akhir
tahun perlu disikapi dengan berbagai upaya yang bisa menaikkan daya saing
bangsa. Namun di sisi lain ..................