Senin, 24 Oktober 2016

Jurnal Dianmas, Volume 5, April 2016



IbM PENGRAJIN PRODUK ASESORI RUMAH TANGGA
BERKAH JAYA DAN WARNI COLLECTION TEMANGGUNG

Sandi Supaya1), Kunto Purbono2)
1)Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang
2)Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. Soedarto, SH., Semarang, 50275
Abstrak
Pengrajin Berkah Jaya dan Warmi Colection yang berlokasi di  di Dukuh Kelingan Desa Caruban, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung telah berhasil memberdayakan  masyarakat  setempat  dalam  meningkatkan pendapatan keluarga, dan memanfaatkan limbah daun kopi, lamtoro,  mendong, pandan,  produk cacat kain batik dan bahan plastik. Produk-produk yang dihasilkan adalah kotak tisu, tikar, aneka asesori yang dapat digunakan untuk menyimpan pakaian, tas wanita, kosmetik, tas, sepatu, jilbab. Kedua pengrajin tersebut menghadapi permasalahan pembuatan laporan penyusunan harga pokok produksi dan harga jual produk, stabilitas jumlah dan kualitas produksi. Permasalahan produksi tersebut dipicu oleh jumlah dan kondisi mesin jahit yang tidak prima, alat potong kertas karton yang masih sederhana, dan sering terjadinya pemadaman listrik. Untuk mencapai tujuan dari kegiatan ini, maka disepakati dengan mitra untuk melakukan penambahan mesin jahit, pengadaan mesin genset dan alat potong kertas karton, serta memberikan pelatihan penyusuanan laporan perhitungan harga pokok produksi dan harga jual. Kegiatan praktik membuat produk asesori rumah tangga, dan mengoperasikan mesin genset  dilakukan dengan menggunakan mesin dan peralatan yang telah diberikan kepada mitra. Praktik menyusun  laporan menentukan Harga pokok produk dan harga jual dengan menggunakan aplikasi software  Microsof excel dan laptop dari tim pengabdi. Pendampingan dilakukan pada  waktu praktik dan monitoring. Dari aktivitas monitoring diperoleh informasi bahwa mitra mampu menghitung harga pokok produksi, mesin jahit mampu menaikan produksi  60%, percepatan potong karton meningkat 100%,  genset  dapat digunakan untuk menggantikan sumberdaya listrik PLN, produksi tidak terhenti atau terganggu karena adanya pemadaman listrik PLN.
Kata Kunci :    Pengrajin, asesori, daun kopi, lamtoro, harga pokok, harga jual

A.  PENDAHULUAN
Pengrajin produk asesori rumah tangga Berkah Jaya dan Warni Collection Temanggung merupakan sebagian kecil dari industri kerajinan rumah tangga kreatif yang mengubah bahan baku tidak bernilai, bahkan dianggap sebagai sampah atau limbah menjadai produk unik, menarik dan bernilai ekonomi di Kabupaten Temanggung. 






IbM PENGRAJIN BATIK SEKARWANGI
DAN BATIK SURYA KENDAL

Mardinawati 1), Iham Sayekti 2), Susena3)
1,3)Jurusan Akuntansi, 2)Jurusan Teknik Elektro,
Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. Soedarto, SH., Semarang, 50275
Email: 1) watimardina@yahoo.co id
Abstrak
Masalah yang dihadapi oleh mitra adalah produk yang belum dikenal masyarakat luas, proses batik masih menggunakan kompor minyak tanah, dan ember sebagai media dalam proses pencelupan, serta belum mampu menghasilkan produk batik cap. Panas yang dihasilkan oleh kompor minyak tanah tidak stabil, dan tidak bisa disesuaikan dengan kebutuhan panas dalam poses membatik. Dampak panas yang tidak dapat diatur dan penggunaan ember dalam proses pencelupan adalah hasil kerja batik menjadi tidak rata, kualitas dan harga produk menjadi kurang bagus. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas, menambah desain produk batik, memperluas jangkauan pemasaran, meningkatkan kemampuan mitra dalam menghitung biaya produksi dan harga jual, dan meng-update contain (isi) web. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi pendampingan, praktek menggunakan peralatan dan bahan yang diberikan tim, praktek menghitung harga pokok dan harga jual, praktek menjadi admin web. Evaluasi dilakukan oleh tim selama kegiatan dan melalui produk batik yang dihasilkan dari kegiatan praktik. Hasil kegiatan ini berupa dokumen biaya perhitungan harga pokok produksi, kain batik tulis dan cap, kompor dapur, kompor listrik otomatis, panci, bak celup, pot, lemari ruang pamer dan situs web pemasaran disebut www.batik-cepiring.com. Semua hasil dari kegiatan ini telah disampaikan kepada mitra.
Kata Kunci :    batik, tulis, cap, wangi, surya, web, biaya

A.  PENDAHULUAN
Terdapat dua pengrajin batik di Desa Cepiring Kota Kendal, yang memulai usaha pada tahun 2012. Meskipun sudah tiga tahun lamanya, namun masih terdapat  bebendala baik dari proerapa kedua kendala dalam proses produksi tersebut, akan berpengaruh kepada  kwalitas dan kuantitas produk batik yang dihasilkans dan berdampak pada harga jual produk, dikarenakan hasil produk batik menjadi kurang bagus.




IbM ABON JAMUR TIRAM KELOMPOK TANI JAMUR TIRAM
KARANGMALANG SRAGEN

Hutari Puji Astuti 1), Ika Budi Wijayanti 2)
1,2 Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
 Jl. Jaya Wijaya No.11 Kadipiro Surakarta
Abstrak
Jamur tiram (Pleurotus sp.)merupakan salah satu dari sekian jenis jamur kayu yang bisa dikonsumsi. Dinamakan jamur tiram karena bentuk tudung jamur ini sepintas menyerupai cangkang tiram. Jamur tiram sudah dikenal di masyarakat luas, baik di Indonesia maupun di berbagai negara. Jamur tiram mempunyai banyak manfaat utuk kesehatan, antara lain sebagai antikolesterol, antioksidan dan anti tumor. Di dalam kandungan jamur tiram terdapat beberapa kandungan gizi diantaranya adalah lemak, mineral, serta beragam vitamin dan serat yang sangat penting bagi ketahanan tubuh manusia. Dalam setiap 100 gram jamur tiram segar terdapat 8,9 mg kalsium; 1,9 mg besi;17,0 mg fosfor; 0,15 mg vitamin B-1(tiamin); 0,75 mg vitamin B-2(riboflavin) dan 12,40 mg vitamin C. Jamur tiram juga mengandung asam folat (folid acid) yang sangat baik untuk mencegah serangan kanker dan menyembuhkan penyakit anemia. Kandungan asam folat pada jamur tiram ini sangat baik di konsumsi oleh ibu hamil, karena asam folat adalah zat yang bisa mengurangi resiko cacat kelahiran dan cacat otak pada anak. Di Desa Pelemgadung Karangmalang Sragen ada seorang warga yang mempunyai jiwa wirausaha yang cukup tinggi, mempunyai usaha mandiri jamur tiram ini, yaitu Bapak Warsita, telah mengembangkan usaha ini sejak tahun 2004. Kemudian pada tahun 2010 mendirikan Kelompok Tani jamur dengan nama Kelompok tani wanita satuan tani  yang beranggota 15 orang ibu-ibu warga desa Pelemgadung diketuai oleh Ibu Wahyuningsih. Pengelolaan usaha ini dilakukan bersama-sama diantara para anggota kelompok tani tersebut, sehingga bisnis budidaya ini disebut usaha bersama. Keuntungan dari usaha ini dibagi rata untuk semua anggota, karena modal awal da ri usaha ini juga sama antara para anggota. Kedua usaha tani jamur ini sampai saat ini terus berkembang. Berdasarkan uraian tersebut, sangat tepat untuk melakukan pendampingan usaha bagi UKM jamur milik kelompok Kelompok  tani wanita satuan tani  dan usaha mandiri Ibu Nuning untuk dapat membantu menaikkan omzet penjualan dari jamur tiram tersebut dengan memberikan pelatihan pembuatan abon jamur yang bisa langsung dikonsumsi oleh masyarakat, terutama para wanita hamil yang sangat berguna untuk pertumbuhan janin dan mencegah anemia karena kandungan asam folatnya.
Kata Kunci : abon jamur, jamur tiram

A.  PENDAHULUAN
Jamur tiram (Pleurotus sp.)merupakan salah satu dari sekian jenis jamur kayu yang bisa dikonsumsi.Dinamakan jamur tiram karena bentuk tudung jamur ini sepintas menyerupai cangkang tiram. Bahkan orang Inggris pun menyebut jamur ini dengan nama oyster mushroom. Jamur tiram mempunyai banyak manfaat utuk kesehatan, antara lain sebagai antikolesterol, antioksidan dan anti tumor.



 
PEMBERDAYAAN WANITA TANI
MELALUI PEMBUATAN KERIPIK BELUT DAUN SINGKONG
DI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

Sugiharti Mulya Handayani1 , Mei Tri Sundari2
1,2 P4GKM LPPM UNS
Jln. Ir. Sutami 36 A, Kentingan Surakarta 57126
Abstrak                                           
Ketela pohon/singkong merupakan komoditas yang banyak diusahakan di Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar. Dari data statistik Kabupaten Karanganyar dapat diketahui bahwa Kecamatan Jumantono merupakan penghasil ketela pohon/singkong terbesar dengan jumlah produksi sebesar 25.692 ton pada tahun 2011. Produksi yang melimpah tidak menjamin kesejahteraan petani pembudidayanya. Hal ini disebabkan karena selama ini singkong dipasarkan dalam bentuk segar tanpa pengolahan lebih lanjut. Daun singkong yang masih muda juga dijual dalam satuan ikat sebagai sayuran. Bagi petani penjualan daun singkong dianggap sebagai hasil sampingan sehingga harga yang akan diterima tidak terlalu dipermasalahkan. Seperti halnya karakteristik hasil pertanian pada umumnya, daun singkong mempunyai karakteristik mudah rusak dan tidak tahan lama yang membuat harga yang diterima semakin rendah. Untuk meningkatkan nilai ketela pohon/singkong perlu adanya upaya merubah komoditas ini menjadi produk olahan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan tahan lama. Salah satu bentuk olahan dari  usahatani singkong yang sangat mungkin untuk dikembangkan adalah keripik belut daun singkong. Kegiatan ini dilaksanakan dengan dua kelompok mitra yaitu Wangun Asri I dan Wangun Asri II yang merupakan kelompok wanita yang sebagian anggotanya adalah wanita tani yang mempunyai banyak waktu luang yang masih sangat mungkin diperdayakan. Kepada mitra diintroduksikan cara pembuatan keripik belut daun singkong, pelatihan manajerial dengan materi  Strategi Pemasaran   (Pangsa Pasar dan Produk), Pengemasan, Merk dan Promosi, Pengelolaan Keuangan (Pembukuan sederhana) serta pelatihan kelembagaan/organisasi. Dengan memproduksi  keripik belut  daun singkong yang memberikan  pendapatan maka secara tidak langsung wanita tani di Kecamatan Jumantono telah berperan dalam  meningkatkan kesejahteraan  keluarga.
Kata Kunci :    keripik belut daun singkong, pemberdayaan, wanita tani

A.  PENDAHULUAN
Ketela pohon/singkong atau di beberapa daerah dikenal dengan sebutan ubi kayu, kaspe, budin, sampeu atau singkong merupakan salah satu jenis makanan rakyat di Indonesia. Tanaman singkong bisa ditanam di hampir semua jenis tanah bahkan dapat tumbuh dengan baik di tanah yang kurus serta kering dan tidak memerlukan pemeliharaan khusus sehingga banyak dibudidayakan petani di daerah yang lahannya tidak mungkin ditanami padi.



IbM PEDAGANG JAMU GENDONG
DI DESA SUMBERSARI WONOLOPO
Wikanastri Hersoelistyorini1), Siti Aminah2), dan Diana Hardiyanti3)
1,2) Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang
3) Fakultas Budaya dan Bahasa Asing, Universitas Muhammadiyah Semarang
Jl. Kedung Mundu Raya no. 18 Semarang
Korespondensi : hersulistyorini@gmail.com
Abstrak
Jamu gendong merupakan obat tradisional asli Indonesia, yang merupakan warisan leluhur bangsa Indonesia dan banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan. Namun demikian, karena proses pembuatan jamu gendong yang hanya menggunakan alat-alat sederhana yang kurang memperhatikan tingkat sanitasi dan higiene, menyebabkan produk jamu yang dihasilkan kurang memenuhi kualitas maupun kuantitas. Sebagai mitra kegiatan IbM adalah 2 (dua) orang pedagang jamu gendong asal desa Sumbersari Wonolopo Mijen Semarang yaitu bapak Kholidi dan bapak Sumeni. Metode kegiatan IbM dilakukan melalui penyuluhan , pelatihan, brainstorming, dan pendampingan dalam  pengelolaan usaha jamu gendong yang baik, pengembangan produk jamu gendong cair dalam kemasan plastik yang memenuhi syarat sanitasi dan higiene yang baik, serta pelatihan tentang teknik pengolahan jamu gendong menjadi jamu instan. Melalui program IbM  ini telah dilakukan introduksi proses pengolahan jamu gendong menjadi minuman instan yang praktis dan higienis serta memiliki usia simpan yang lama. Untuk mendorong peningkatan  kapasitas produksi dan kualitas jamu gendong, melalui program IbM ini, telah dilakukan perbaikan dalam proses produksi jamu gendong mitra, meliputi penyuluhan dan pelatihan pengolahan jamu gendong yang baik serta pengenalan alat penghancur empon-empon dan alat penepung mekanik.
Kata Kunci :    jamu gendong, jamu instan, dan wonolopo

A.  PENDAHULUAN
Jamu gendong merupakan obat tradisional yang telah dikenal masyarakat Indonesia sejak berabad-abad yang lalu. Obat tradisional ini merupakan warisan leluhur bangsa Indonesia dan banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan.



PEMANFAATAN ENERGI SURYA
SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DAN PENINGKATAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH ALAM AR RIDHO
Mardiyono1), Sugeng Ariyono2), Endro Wasito3), Slamet Handoko4)
1,3,4) Jurusan Teknik Elektro, 2) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
Abstrak                                    
Dalam pembelajaran di bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada kelas 4-6 SD tertulis tentang kompetensi dasar yaitu menunjukkan perilaku  ilmiah. Beberapa permasalahan untuk mewujudkan perilaku ilmiah dalam pembelajaran IPA yaitu terbatasnya alat peraga praktikum di sekolah mitra. Sebagai contoh untuk pembelajaran tentang matahari, peraga yang digunakan masih menggunakan alat-alat sederhana/konvensional seperti kaca pembesar untuk membakar benda, payung dan alumunium foil untuk memasak, serta model tatasurya matahari. Disamping itu pengetahuan guru tentang pemanfaatan energi matahari masih kurang serta belum tersedianya trainer/alat peraga pembelajaran sel surya beserta modul praktikumnya yang sesuai dengan siswa Sekolah Dasar.  Hal ini perlu ditingkatkan dengan lebih banyak menyediakan alat peraga dengan sentuhan teknologi terkini sehingga dapat meningkatkan kapasitas pembelajaran siswa khususnya tentang pemanfaatan energi matahari menggunakan sel surya. Kegiatan pengabdian yang diusulkan melalui skema ini akan dilaksanakan dengan beberapa tahapan meliputi: (1) Mengadakan pelatihan kepada guru-guru yang mengampu pembelajaran IPA tentang sel surya; (2) Membangun trainer pembelajaran sel surya ysng disesuaikan dengan kemampuan belajar kelas 4,5, dan 6 SD; (3) Membuat modul pembelajaran terkait trainer sel surya berdiskusi dengan guru pengampu; (4) Melakukan pendampingan dalam pembelajaran trainer sel surya agar didapatkan hasil pembelajaran yang diharapkan yaitu menumbuhkan perilaku ilmiah, kreatif, inovatif, dan rasa ingin tahu yang tinggi; (5) Melakukan evaluasi terhadap output dan outcome dengan memberikan kuisioner kepada guru dan murid terkait dengan model pembelajaran menggunakan trainer sel surya yang dihasilkan. Pengujian dari trainer sel surya ini dilakukan di sekolah dasar mitra yaitu Sekolah Alam SD Ar Ridho di Kota Semarang. Objek pengabdian berupa guru pengampu pelajaran IPA dan murid SD kelas 4,5, dan 6. Hasil pengabdian kepada masyarakat ini berupa terciptanya alat peraga panel surya sebagai media pembelajaran pada materi energi baru dan terbarukan, modul praktikum untuk guru dan siswa, dan kegiatan pelatihan yang menghasilkan 20 guru Sekolah Alam Ar Ridho dalam penggunaan alat peraga tersebut. Hasil pengujian alat menunjukkan bahwa kapasitas batterei 35 AH bila digunakan malam hari tanpa pengisian dengan DOD 20% mampu mencatu beban inverter dan 1 lampu LED 7 W selama 5 jam 24 menit, sedangkan bila digunakan dengan beban inverter dan 2 lampu LED 7 W selama 3 jam 30 menit.
KataKunci :     panel surya, alat peraga, energi baru terbarukan

A.  PENDAHULUAN
Dalam buku pedoman kurikulum 2013 khususnya kompetensi dasar dan inti mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) disebutkan bahwa siswa dapat menunjukkan perilaku ilmiah yaitu diantaranya memiliki rasa ingin tahu 



STRATEGI PENGEMBANGAN JARINGAN USAHA UMKM PIGURA KALIGRAFI MEMASUKI PASAR EKSPOR
Rina Fiati1), Zuliyati 2)
1)Fakultas Teknik, 2)Fakultas Ekonom, Universitas Muria Kudus 
email: 1) rina.fiati@umk.ac.id, 2) zuliyatiyati@yahoo.co.id
Abstrak            
Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah  mengembangkan jaringan usaha, negosiasi, dan bisnis UMKM pigura kaligrafi sebagai  strategi memasuki pasar ekspor. Masalah mendasar yang dihadapi oleh UMKM pigura kaligrafi dalam rangka pengembangan UMKM yang berdaya saing adalah yaitu lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar usaha kecil  yang pada umumnya merupakan unit usaha keluarga dan produk yang dihasilkan UMKM jumlahnya terbatas dan mempunyai kualitas yang kurang kompetif. Langkah strategis dan upaya dalam rangka meningkatkan daya saing UMKM dalam menghadapi pasar ekspor, pada UMKM pigura kaligrafi adalah membangun jaringan usaha ( networking ) dalam menghadapi ekonomi globalisasi melalui peningkatkan kerjasama antara UMKM, perusahaan besar, dan aliansi untuk memperkuat jaringan dalam menghadapi persaingan globaliasi, termasuk memenuhi kuota barang (jumlah pesanan), meningkatkan mutu produk dan quality control yang lebih ketat, meningkatkan keunggulan kompetitif dan melakukan inovasi . Perlu adanya dukungan pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi terkait dan pengusaha agar dapat memenangkan persaingan pasar global. Jaringan bisnis dalam domain Teknologi Informasi akan mendukung UMKM dalam menjalankan bisnis UMKM dan akan berkembang lebih pesat karena memperluas jaringan. Luaran kegiatan ini adalah terciptanya jaringan usaha pada mitra pengabdian yaitu  antara UMKM pengrajin pigura, pemerintah, perusahaan besar dan pemasaran global.
Kata Kunci :    UMKM, Networking, Teknologi, Informasi, Quaity control, Ekspor

A.  PENDAHULUAN
Persaingan dagang dan pembangunan ekonomi yang semakin mendunia (globalisasi), menyebabkan seluruh bangsa berusaha mengejar ketertinggalan. Bangsa-bangsa dengan berbagai kelebihan dan kekurangan telah berusaha membangun dengan menyesuaiakan kemampuan dan aset yang dimilikinya. Sumber daya manusia sangat memegang peran dalam pembangunan suatu bangsa. Bukan saja tingkat pendidikan tetapi faktor kedisiplinan, kerja keras, kreatifitas, dll menjadi penentu daya tahan (survival) dan keberhasilan suatu bangsa dalam membangun. Kini ketika kreatifitas ikut menentukan daya saing suatu bangsa, pengembangan ekonomi dan industri juga membutuhkan kreatifitas agar dapat menghasilkan produk-produk dan pada akhirnya  akan menjadikan bangsa Indonesia berdiri di depan (leading) bangsa-bangsa lain.
 
 
 
 
 


UKM) di daerah pedesaaan dewasa ini telah memberikan sumbangan besar terhadap perekonomian Indonesia.