PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT
GUNA PERESAPAN AIR
DENGAN METODE LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB)
YANG RAMAH LINGKUNGAN DALAM UPAYA
PENCEGAHAN BANJIR
DI KAWASAN PEMUKIMAN
Basuki
Setiyo Budi1) dan Sudirman2)
1)Jurusan
Teknik Sipil dan 2) Jurusan Teknik Mesin
Politeknik
Negeri Semarang
Jl.
Prof. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang 50275
Abstrak
Perumahan di Jalan Lemah Gempal VIA
Kecamatan Semarang Selatan, kebanyakan tanpa talang air dan saluran pembuang
air. Jalan di sekitar perumahan, kebanyakan berupa jalan semen dan paving
blok, merupakan bidang kedap yang tidak
dapat meresapkan air. Apabila terjadi hujan, air tidak bisa meresap kedalam
tanah. Dampaknya ketika musim hujan tiba terjadi genangan air yang
dalam skala besar menjadi banjir, sebaliknya pada musim kemarau terjadi
kekeringan, karena kurangnya ketersediaan air tanah. Untuk mengatasi hal
tersebut harus dibuatkan tempat peresapan air ke dalam tanah. Yang paling
cocok disini, adalah dengan membuat lubang resapan air yang disebut Lubang
resapan biopori (LRB). Tujuan teknologi tepat guna ini adalah membuat lubang
resapan Biopori (LRB) di kawasan pemukiman Jalan Lemah Gempal VIA Kecamatan
Semarang Selatan untuk dapat menambah cadangan air tanah. Manfaat dari LRB
pertama, dapat mencegah adanya banjir Kedua, nilai tambah dari sisi IPTEKS,
biopori memiliki kelebihan antara lain biayanya lebih murah, pembuatannya
mudah, bisa dibuat di lahan yang sempit dan dapat dimanfaatkan sebagai tempat
pembuangan sampah organic. Metode yang digunakan dalam kegiatan
teknologi tepat guna ini adalah : Sosialisasi Kinerja Membuat Lubang Resapan
biopori dan Praktek Lapangan. Lubang
resapan biopori dengan diameter 17 cm dan kedalaman 120 cm yang dilengkapi
juga dengan penutup roster berlubang dan alat bor tanah dengan panjang 120 cm
sebanyak 17 LRB untuk setiap luasan 90 m2 bidang kedap air.
Kata Kunci :
lubang resapan biopori (LRB)
A. PENDAHULUAN
Pembangunan jalan di desa
Lemah Gempal VIA RT.06/RW.04 Kelurahan
Barusari
Kecamatan Semarang Selatan, sebagian permukaannya berupa paving
dan sebagian permukaannya berupa lapisan semen. Di jalan yang permukaannya berupa lapisan semen masyarakatnya enggan membangun saluran pembuangan air hujan dan peresapan air hujan, sehingga air hujan menggenangi jalan dan sulit meresap ke dalam tanah dan berubah menjadi air limpasan (run
off).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar