Minggu, 30 Maret 2014

Dianmas Vol. 2 No. 1, April 2013, Hal : 1 - 10



PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN

POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

DI KABUPATEN SUKOHARJO

Sri Hartati,  Betty Gama dan Ali Mursyid W.M
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM)
Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
Jl. Letjen Sujono Humardani No. 1 Sukoharjo 57521.
Telp.+62-0271-593156, Fax. +62-0271-591065
tatik_univet@yahoo.com

Abstrak
Berbagai upaya dilakukan pemerintah dan berbagai instansi untuk tujuan pengentasan kemiskinan. Salah satu upaya tersebut adalah pembentukan Pos Pemberdayaan keluarga (Posdaya) yang merupakan forum kebersamaan yang anggotanya melakukan aktivitas nyata dalam gerakan pembangunan di lingkungan pemukiman yang paling bawah. Metode yang dilakukan diawali dengan sosialisasi yang dilanjutkan dengan pembentukan Posdaya dan pengurusnya. Berikutnya dilakukan pelatihan penyusunan program dan manajemen Posdaya kepada para pengurus Posdaya dilanjutkan pelaksanaan program. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan setelah program-program yang dicanangkan dijalankan. Hasil menunjukkan telah terbentuk 2 (dua) Posdaya di dua lokasi di Kabupaten Sukoharjo,    yaitu Posdaya MEKAR SARI yang berlokasi di Dukuh Werubadran RW II, Desa Polokarto, Kecamatan Polokarto dan Posdaya GUYUP RUKUN yang berlokasi di Dukuh Tengkek, RW 08, Desa Pondok, Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Posdaya yang terbentuk telah berhasil mengembangkan 3 (tiga) Posdaya baru di 3 (tiga) lokasi yaitu Posdaya Melati Makmur di Desa  Kenokorejo,  Posdaya Rukun Mulyo di Desa Bulu dan Posdaya Maju Karya di Desa Tepisari yang ketiganya termasuk di wilayah Kec. Polokarto, Kab. Sukoharjo.
Kata kunci :  kemiskinan, posdaya

A.  PENDAHULUAN
Pada akhir November 2006, saat menutup Kongres Pembangunan Manusia Indonesia 2006, Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, menyerukan agar semua pihak bekerjasama membangun manusia Indonesia. Melihat perkembangan penduduk yang makin tinggi, Presiden berpesan agar selain program KB digalakkan lagi Presiden juga menegaskan bahwa pembangunan, utamanya pembangunan manusia dan keluarga, tidak saja menjadi tanggung jawab dan monopoli pemerintah, tetapi memerlukan kerjasama dan partisipasi masyarakat.
             Peningkatan kualitas manusia sebagai.......(selanjutnya klik...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar